Catatan

Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan...

Rabu, 25 April 2012

Tanya Diri

Kadang-kadang saya berpikir sejauh-jauhnya, berapa banyakkah kesilapan tanpa sadar yang telah saya lakukan sepanjang-panjang usia saya ini? Berjuta-juta barangkali.
Dalam pengamatan dan sepanjang penghidupan ini, benarlah bahwa apabila kita berkata sesuatu, melakukan sesuatu yang mungkin tidak kena, maka suatu hari hal-hal itu akan dipertunjukkan kembali di depan mata kita.
Mungkin hari ini kita memarahi seseorang atas kesilapannya, percayalah bahwa suatu masa nanti kita pula yang mungkin melakukan kesilapan serupa. Dan kita pikirlah sendiri bagaimana perasaan orang yang berhadapan dengan kita ketika itu. Mungkin hari ini kita menghina anak orang begini begitu. Dan suatu masa yang entah kapan, mungkin apa yang kita katakan itu berlaku terhadap anak kita pula.
Ada persoalan yang sering saya ajukan kepada diri sendiri, terutama bila merasakan diri semakin lalai. Saya takut ibadah sepanjang hidup ini tidak memberi kesan apa-apa kepada pembentukan jati diri muslim saya sekarang dan akan datang.

Sempurnakah shalat fardhu saya?
Bertambahkah amalan sunnah saya?
Semakin rajinkah saya mencium sajadah di sepertiga malam?
Makin baikkah akhlak dan budi pekerti saya?
Cinta saya pada perjuangan Islam
Makin teguhkah di hati?
Bertambahkah cinta saya pada al-Khaliq?
Kasih saya pada Rasulullah adakah semakin subur?
Semua persoalan ini membuat saya takut. Saya takut tidak mampu melaksanakan amanah sebagai abid dan khalifah. Saya bimbang, andai tiada peluang untuk saya berlindung pada panji Islam dan syafaat Rasulullah di perhitungan mahsyar kelak!
Sahabat, tegurlah saya andai terlalai. Muhasabahlah saya senantiasa. Agar saya terus berada di landasan yang benar. Karena pada hakikatnya, saya ini manusia biasa, tidak punya apa-apa, yang ada hanyalah niat untuk menjadi mukmin yang muttaqin. Yang akan melayakkan saya mewarisis jannatu naim. Walaupun saya tahu, jalan ke situ tidak semudah di kata. Ya Allah, bimbinglah aku! Aku tanpa cinta-Mu, ibarat layang-layang terputus tali.

Mutiara Amaly

2 komentar:

  1. kekerdilan kita hanya punya kemungkinan untuk menyentuh-Nya sedikit-sedikit..
    selebihnya, sekedar mengagumi dan bersujud..

    BalasHapus